DISHUB Kewalahan Memberantas Parkir Liar di Kota Makassar

BARUGANEWS,MAKASSAR – Parkir kendaraan di sembarang tempat semakin marak di Kota Makassar. Minimnya lahan parkir yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah kendaraan disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab.

Trotoar dan badan jalan di sejumlah tempat di Makassar, pun menjadi tempat parkir liar. Dari pengamatan, ada banyak bangunan atau gedung komersial yang tidak menyediakan lahan parkir memadai. Bahkan, tempat yang telah dipasangi rambu dilarang parkir juga masih kerap digunakan untuk memarkir kendaraan. Tak jarang ada-ada saja oknum yang meraup keuntungan dari pelanggaran semacam itu.

Penertiban dan penindakan parkir sembarangan yang rutin digelar oleh tim gabungan Pemerintah Kota Makassar juga belum mampu memberikan hasil yang maksimal. Lantas, apa saja upaya Pemerintah Kota?

Salah satu titik yang menjadi tempat parkir yaitu wilayah Jalan Boulevard atau di depan Mal Panakkukang Makassar. Pada Kamis (30/1), sejumlah kendaraan roda dua, becak motor, hingga kendaraan roda empat terlihat berjajar di sekitar pintu masuk mal.

Kendaraan roda dua yang parkir itu rupanya adalah pengemudi ojek online yang sedang menunggu orderan mereka via aplikasi. Hal itu terlihat dari jaket dan helm yang mereka kenakan.

Pemandangan serupa juga terlihat di Jalan Urip Sumoharjo, tepatnya di depan Nipah Mall. Di sana kendaraan roda dua yang digunakan oleh pengemudi ojek online juga terlihat berjajar di sisi jalan.

Menanggapi masalah parkir ini, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar Mario Said mengatakan, selama ini pihaknya selalu melakukan upaya penindakan dengan melakukan penertiban di jalan-jalan yang sering digunakan sebagai tempat parkir liar.

Beberapa waktu lalu, tim gabungan Pemkot Makassar melakukan penertiban kendaraan yang parkir sembarangan di sekitar Kantor Wali Kota Makassar. Sejumlah kendaraan roda dua terpaksa diangkut.

“Kita juga sudah melakukan penertiban di Pettarani. Di sana ada beberapa tempat yang kita lakukan penertiban, seperti depan KFC, depan kantor PU,” kata Mario Said, Kamis (30/1).

Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah turun langsung untuk melarang para pedagang bermobil agar tidak lagi berjualan di sekitar Jalan AP Pettarani, tepatnya di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Selatan.

“Tadi saya minta untuk diawasi. Jadi, sudah tidak ada lagi yang berjualan di situ. Tapi senantiasa kita akan pantau, begitu pula di dekat Cendrawasih. Ini kemarin juga sudah diusir semua itu pedagang bermobil yang berjualan di badan jalan,” lanjutnya.

Akan tetapi, menyadarkan pengendara untuk tidak sembarang parkir, bukan perkara mudah. Masalah ini seolah terus berulang meskipun pemerintah telah melakukan penindakan.

Menurut Mario, hal ini terjadi lantaran masih kurangnya kesadaran masyarakat sehingga agak menyulitkan pemerintah. Kata Mario, penindakan rutin yang dilakukan pemerintah belum mampu memberikan efek jera terhadap pelaku parkir sembarangan.

“Kita memang berharap besar di sini karena kota ini tidak akan bagus kalau tidak ada keterlibatan masyarakat juga. Ini bagaimana masyarakat mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap kepemilikan kota ini,” ucap Mario.

Maka dari itu, Mario berharap kerja sama dari masyarakat untuk menjaga ketertiban kota apalagi Kota Makassar termasuk kota besar. Menurutnya, jika masyarakat memiliki kesadaran maka tindakan yang dilakukan pemerintah akan mudah dipahami masyarakat.

“Ini kita memang agak sulit. Hari ini kita tertibkan, besok muncul lagi. Jadi memang kita sangat berharap ada kesadaran dari masyarakat bahwa kalau memang tidak memungkinkan di situ parkir, oke kita tidak boleh parkir di situ,” kata Mario lagi.

Namun jika menemukan tempat yang dibolehkan untuk parkir, ia mengimbau agar masyarakat tetap tertib saat memarkirkan kendaraannya dan tidak mengganggu aktivitas pengendara lain.

Selain penindakan dengan mengangkut kendaraan roda dua atau menggembok kendaraan roda empat, Mario mengaku pihaknya juga getol melakukan sosisalisasi utamanya pada kalangan remaja.

Usia mereka yang masih muda dinilai lebih cepat tanggap. Dia menilai bahwa selama ini masyarakat masih kurang tanggap dalam memaknai rambu-rambu lalu lintas.

“Walaupun ada rambu seperti itu orang tetap parkir juga. Padahal itu rambu-rambu kan bukan sebagai pajangan kota,” katanya.

Mario menuturkan, pihaknya sering turun langsung ke sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi terkait rambu-rambu lalu lintas, etika dalam lalu lintas, hingga apa saja yang harus dipatuhi selama berkendaraan.

“Jadi kita turun di SMP dan SMA. Tahun lalu itu kita sudah lakukan juga beberapa sosialisasi dengan mengundang adik-adik mahasiswa juga dari pelajar,” kata Mario. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here